(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Mahasiswa Prodi Teknik Elektro FST Undana Ikuti Kuliah Umum : Ini Pesan Dewan Energi Nasional RI

KUPANG, RANAKANEWS.Com – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang mengikuti Kuliah Umum.

Kegiatan yang mengangkat tema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Mencapai Target Net Zero Emmision Melalui Transisi Energi” berlangsung di Lantai 3 Gedung Teater Rektorat Undana Kupang, Senin (18/09/2023).

Hadir pemateri pada Kuliah Umum tersebut, Dr. Ir. As Natio Lasman, Dewan Energi Nasional Republik Indonesia dan dimoderatori oleh Wellem F. Galla, ST., MT, Dosen Prodi Teknik Elektro.

Diawali dengan Doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Dosen Prodi Teknik Elektro Wenefrida T. Ina, ST., MT.

Dijelaskan Dr. Ir. As Natio Lasman bahwa energi adalah merupakan modal dasar pembangunan, karenanya mengupayakan ketersediaannya adalah merupakan suatu keharusan.

Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Menurut Dr. Ir. As Natio Lasman bahwa Energi Baru : Bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan. Antara lain : Hidrogen, Coal bed methane, liquefied coal, gasified coal, nuklir.

Sedangkan Energi Terbarukan : Sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Antara lain : panas bumi, bahan bakar nabati (bio-fuel), arus sungai, energi surya, energi angin, biomassa, energi laut.

Energi Terbarukan.

Arus sungai, potensi tenaga air di Jawa dipeerhitungkan telah mencapai kondisi maksimum. Pengelolaan lingkungan harus baik (kelestarian hutan, upaya mencegah curah hujan dan seterusnya).

”Masalah utama di Indonesia adalah cepatnya laju pendangkalan dan potensi terbesar saat ini ada di sungai Membramo, Papua,”katanya.

Dikatakan bahwa Net Zero, diskusi utama dalam usaha pencapaian NZE pada tahun 2060. Dekarbonisasi bahan bakar fosil mengganti generator diesel dengan pembangkit berbahan bakar gas ET Men-shutdown beberapa PLTU dalam 3 phase. Mengimplementasikan CCS/CCUS.

Mengganti beberapa buah PLTU Batubara dengan beberapa buah PLTN, untuk PLTN Large Scale. Pemanfaatan SMR pada beberapa daerah di luar Jawa dan Sumatera.

Optimalisasi pemanfaatan ET : Slar Energy, Wind Power, Hidro Power, Geothermal, Biomass.

Memanage pemanfaatan bahan bakar fosil sesuai dengan penurunan jumlah cadangan energi fosil tersebut. Pemanfaatan kendaraan listrik (berbasis baterai, fuel cell) bahan bakar hidrogen.

Transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan merupakan kunci penting untuk mengurangi peningkatan emisi GRK. Kontribusi energi terbarukan perlu ditingkatkan, yaitu surya, mikrohidro, angin, panas bumi, energi laut, biofuel, hydrogen untuk sel bahan bakar.

Menurutnya peranan Perguruan Tinggi adalah menyiapkan SDM dengan lingkup penajaman studi kelayakan, desain, perbaikan kinerja sistem, konstruksi, studi aspek sosial ekonomi dan seterusnya.

Hingga saat ini masih dibahas antara K/L formula Transisi Energi yang tepat sehingga dapat mencapai NZE sekaligus memperhitungkan realisasi ketahanan energi.

Sementara itu Koordinator Prodi Don E. D. G. Pollo, ST., MT menurutnya ini salah satu isu nasional dan global yang memang diharapkan kedepan itu perubahan energi berali dari karbon ke energi hijau yang terbarukan.

Masa depan “Energi Hijau menuju Non Emisi Karbon”, tambahnya. Dan memang satu saat sudah selesai dan khususnya kami di kampus di prodi elektro, bagaimana kami mendapat informasi baru dan juga hal-hal apa yang kampus itu bisa buat. Seperti td pak Dr. Ir. As Natio Lasman disampaikan ada unsur etik di situ. Giliran kampus itu memberikan sesuatu bagi masyarakat khususnya dalam percepatan energi di NTT”, ungkapnya.

”Kalau kami sendiri ini kesempatan baik bagi kami, bukan hanya mahasiswa tetapi juga sebagai dosen untuk mendapat hal-hal baru terutama pemateri ini juga cukup mumpuni karena beliau (narasumber, red) juga Anggota Dewan RI Nasional sehingga hal-hal terbaru tentang bagaimana, apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka percepatan NE tentunya beliau tahu ini dengan konsisten. Mereka pasti ikut serta dalam proses itu. Kami sangat senang karena beliau hadir secara langsung dan memberikan materi ini”, akuinya bangga.

”Dan kami berharap kedepan bisa ada kerjasama yang lebih lanjut bukan hanya dari kuliah umum. Dan diharapkan dari kegiatan ini, adik-adik mahasiswa bisa mendapatkan hal-hal yang berkaitan dengan mereka punya percepatan studi. Katakan misalnya topik untuk pengembanagn penelitian dan seterudnya”, ujarnya.

Ketua panitia Frans Likadja, ST., MM, dosen teknik elektro. Menurutnya kuliah umum penting karena, mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri karena hampir sebagian besar pembangkit listrik yang kita gunakan disini mengunakan energi fosil. Nanti kedepan kita harus melihat potensi-potensi energi yang diperlukan di NTT kita siapkan menganti energi fosil dengan energi yang terbarukan. Jadi, mempersiapkan SDMnya , mempersiapkan potensi-potensi sumber daya alam yang ada untuk mengantisipasi karena ini tidak bisa kita hindari. Akan kita hadapi di tahun-tahun mendatang, tahun 2060 sesuai dengan apa yang pernah ditekankan oleh Presiden Jokowi kemarin untuk seluruh Indonesia.

”Kita harapkan bahwa semua peserta bisa paham, mengerti terkait dengan materi yang disampaikan karena memang materi ini penting terkait bagaimana transisi nanti untuk mencapai target zero emission”, tutup Frans. (TD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish